Pria usia lanjut memang lebih rentan mengalami disfungsi ereksi. Masalah ini mengacu pada ketidakmampuan pria mencapai atau mempertahankan ereksi Mr P yang cukup untuk melakukan hubungan seksual.
Sebenarnya disfunsgi ereksi dapat terjadi pada setiap pria, tidak memandang usia, etnik, status sosial ekonomi, jabatan, tingkat pendidikan, dan perbedaan lainnya. Disfungsi ereksi dapat dialami oleh semua pria tanpa memandang perbedaan tersebut.
Tetapi, memang disfungsi ereksi banyak terjadi pada usia lanjut. Laporan the Massachusetts Male Ageing Study (MMAS) menunjukkan 52 persen responden berusia 40-70 tahun mengalami disfungsi ereksi. Di Indonesia diduga sekitar 10-15 persen pria menikah mengalami disfunsgi ereksi.
Menurut Prof Dr dr Wimpie Pangkahila SpAnd FAACS, ada alasan tertentu mengapa disfungsi ereksi banyak terjadi pada usia lanjut. Menurutnya, pada usia lanjut terjadi kemunduran berupa menurunnya jumlah sel otot polos korpus kavernosum yang justru sangat diperlukan bagi mekanisme terjadinya ereksi dan terjadi peningkatan ambang sensivitas alpha-andrenoceptor.
”Kalau ambang sensitivitas alpha-andrenoceptor meningkat, berarti sensitivitas terhadap rangsangan seksual menjadi berkurang,” jelas Wimpie, penulis buku ”Seks yang Membahagiakan” ini.
Selain itu, tambahnya, pada usia tua kerap terjadi kelainan atau penyakit yang kemudian dapat menggangu fungsi ereksi. Beberapa kelainan atau penyakit itu misalnya kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan pengakit kencing manis (diabetes mellitus).
”Penurunan hormon testosteron yang terjadi dengan bertambahnya usia juga merupakan salah satu penyebab penting disfungsi ereksi. Belum lagi gaya hidup pada usia tua yang merugikan bagi fungsi ereksi, seperti makanan berlebihan, minum alkohol, dan tidak pernah berolahraga,” ulasnya.
Di samping itu, kata Wimpie lagi, beberapa faktor psikis juga berpengaruh kuat bagi terjadinya disfungsi ereksi pada usia lanjut, yaitu kejenuhan dengan suasana yang monoton, perasaan berkurangnya kemampuan sebagai orang yang berusia lanjut, merasa tidak dihargai, dan tekanan mental karena kesepian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar